Cara Mengatasi Celana Ngatung: Masalah Serius bagi Pria Indonesia Tinggi

Foto digital realistis menampilkan pria Indonesia bertubuh tinggi mengenakan sweater krem dan celana panjang cokelat model karet pinggang yang terlihat ngatung (sedikit terlalu pendek, memperlihatkan pergelangan kaki). Ia berdiri dengan ekspresi tenang, satu tangan di saku dan satu tangan menunjuk ke atas. Latar belakang berwarna biru tua dengan teks besar berwarna krem bertuliskan: “CARA MENGATASI CELANA NGATUNG: MASALAH SERIUS BAGI PRIA INDONESIA TINGGI.”

Jakarta, 19 Agustus 2025 – Di jalanan ibu kota, pemandangan pria mengenakan celana yang terlalu pendek alias ngatung bukanlah hal asing. Celana yang seharusnya jatuh rapi hingga menutup mata kaki, justru terhenti di betis bagian atas. Fenomena ini kerap jadi bahan canda, namun bagi banyak pria di Indonesia — terutama mereka yang memiliki tinggi badan di atas rata-rata — celana ngatung adalah masalah serius yang memengaruhi kenyamanan, penampilan, bahkan kepercayaan diri.

📏 Masalah Ukuran Celana di Indonesia

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa rata-rata tinggi pria Indonesia kini mencapai 170,8 cm (2023), naik dari sekitar 167 cm pada tahun 1990-an. Pertumbuhan ini membuat permintaan celana panjang yang lebih sesuai semakin besar.

Namun, sebagian besar produsen lokal masih menetapkan ukuran standar dengan panjang celana hanya sekitar 80–95 cm. Akibatnya, pria dengan tinggi 180–190 cm seringkali harus rela membeli celana yang “pas di pinggang, tapi kurang di panjang.”

“Celana ngatung ini bukan cuma soal mode. Buat kami yang tinggi, susah sekali cari celana yang benar-benar fit. Akhirnya sering kelihatan aneh, padahal sudah keluar uang banyak,” ungkap Reza (29), seorang karyawan swasta di Jakarta, kepada wartawan.

🔎 Celana Ngatung: Antara Tren dan Kebutuhan

Menariknya, dalam fashion internasional, ankle pants alias celana di atas mata kaki pernah jadi tren — terutama di kalangan anak muda Jepang dan Korea. Namun di Indonesia, persepsi berbeda. Banyak orang menganggap celana ngatung justru “kekecilan” atau “tidak mampu beli ukuran pas.”

Menurut Journal of Fashion Marketing and Management (2022), perbedaan persepsi ini dipengaruhi budaya berpakaian. Di negara tropis seperti Indonesia, celana ngatung lebih sering dilihat sebagai ketidaknyamanan dibanding gaya.

⚠️ Dampak Sosial dan Psikologis

Keresahan soal celana ngatung bukan sekadar estetika. Penelitian American Psychological Association (APA, 2019) menemukan bahwa pakaian yang tidak sesuai ukuran dapat memengaruhi rasa percaya diri dan bagaimana seseorang menampilkan diri di ruang sosial.

“Ketika celana saya selalu ngatung, saya jadi enggan datang ke acara formal. Rasanya seperti ada yang kurang,” kata Andi (34), seorang pria dengan tinggi 188 cm dari Surabaya.

Kondisi ini membuktikan bahwa industri fashion lokal perlu lebih inklusif terhadap variasi tubuh konsumen.

🛠️ Cara Mengatasi Celana Ngatung

Berbagai solusi dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini, mulai dari langkah praktis hingga pilihan membeli produk khusus. Berikut beberapa cara yang paling banyak direkomendasikan oleh penjahit, pakar fashion, dan komunitas pria tinggi di Indonesia:

1. Cari Brand dengan Ukuran Panjang Lebih Besar

Beberapa brand lokal mulai menghadirkan celana dengan panjang total hingga 110–112 cm untuk ukuran 3XL. Celana ini dirancang agar tidak ngatung meskipun dipakai pria dengan tinggi 185–195 cm.

2. Gunakan Jasa Penjahit atau Custom Made

Jika kesulitan menemukan ukuran pas di pasaran, menambahkan kain ekstra di bagian bawah celana bisa jadi solusi. Namun, menurut Asosiasi Penjahit Indonesia (API, 2022), tidak semua celana bisa diperpanjang karena tergantung potongan awal pabrik.

3. Pilih Model Baggy atau Loose Fit

Celana dengan potongan longgar biasanya punya panjang lebih besar dibanding skinny atau slim fit. Model seperti baggy pants atau cargo panjang lebih bersahabat bagi pria tinggi.

4. Perhatikan Inseam

Banyak orang hanya membeli celana berdasarkan ukuran pinggang, padahal yang lebih penting adalah inseam (panjang jahitan dalam kaki). Inseam 82–88 cm biasanya cocok untuk pria tinggi, sementara celana standar di Indonesia rata-rata hanya 76–80 cm.

5. Beli dari Brand Plus-Size atau Big & Tall

Secara global, pasar big & tall meningkat setiap tahunnya. Di Indonesia, tren ini mulai tumbuh dengan hadirnya brand yang berfokus menyediakan ukuran jumbo hingga 9XL.

🌍 Perspektif Internasional

Di Amerika Serikat, masalah celana ngatung bagi pria tinggi diatasi dengan toko Big & Tall yang menjual ukuran pinggang besar sekaligus panjang lebih. Inggris bahkan memiliki asosiasi khusus konsumen bertubuh tinggi, Tall Persons Club GB, yang memperjuangkan representasi di industri fashion.

Indonesia masih tertinggal dalam hal ini. Menurut pengamat fashion Lina Kurniasih (UI, 2024), “Kita sering melihat brand hanya bermain di ukuran pinggang, tapi melupakan panjang kaki. Padahal itu krusial untuk pria dengan postur tinggi.”

👖 Solusi dari Brand Lokal

Menjawab keresahan ini, beberapa brand lokal mulai memproduksi celana dengan panjang total lebih besar. Salah satunya adalah MATADOR Indonesia, yang menghadirkan koleksi dengan panjang hingga 112 cm untuk 3XL. Sistem ukurannya juga disesuaikan: semakin besar ukuran pinggang, semakin panjang celana.

Model seperti:

menjadi pilihan pria tinggi yang selama ini kesulitan mencari ukuran pas di pasaran.

📌 Kesimpulan

Fenomena celana ngatung di Indonesia merefleksikan kebutuhan nyata: industri fashion perlu lebih inklusif pada variasi tubuh pria. Dengan rata-rata tinggi pria Indonesia yang terus meningkat, sudah saatnya brand menghadirkan celana panjang dengan variasi ukuran total yang lebih proporsional.

Bagi konsumen, solusinya bisa beragam: mulai dari custom, memilih model baggy, hingga mencari brand lokal yang benar-benar memperhatikan panjang celana. Dan di sinilah MATADOR hadir sebagai salah satu jawaban.

Seperti kata Reza di awal, “Bukan soal gaya saja, tapi soal kenyamanan dan rasa percaya diri.”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top